Rabu, 20 November 2013

TOPOGRAFI KOTA MALANG

Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Kota Malang terkenal dengan semboyan Tri Bina Cita yaitu sebagai Kota Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata yang mencerminkan profil potensi ekonomi Kota Malang, dengan batas wilayahnya :

  1.     Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wagir Kecamatan Dau
  2.      Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang
  3.     Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso
  4.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji

Kota Malang yang beribukota di Klojen memiliki luas 110 Km2 yang terbagi dalam 57 Kelurahan/Desa dan 5 Kecamatan. Komoditi unggulan Kota Malang yaitu sektor perkebunan dan jasa. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah Tebu, Kopi, dan Kelapa, sedangkan sub sektor jasa yaitu Pariwisata.


a.    Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Kawasan pertanian tanaman pangan yang ada di wilayah Kota Malang terdiri dari dua jenis yaitu sawah teknis dan tanah kering/tegalan dimana dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini baik sawah maupun tegalan sudah berkurang jumlahnya karena sesuai dengan pola perkembangan kota yang ada, kebutuhan untuk pengembangan kawasan permukman, fasilitas umum dan kegiatan perkotaan lainnya. Kawasan pertanian yang ada di wilayah Kota Malang adalah kawasan pertanian yang ada di wilayah pinggiran kota yaitu Tunggulwulung, Tasikmadu, Tlogowaru dan sebagian Kecamatan Buring.

b.     Permukiman

Klasifikasi permukiman yang ada di Kota Malang dibagi menjadi tiga yaitu Permukiman yang dibangun oleh pribadi (masyarakat), Permukiman yang dibangun oleh pengembang, Permukiman/rumah dinas. Jika dilihat dari trend yang ada maka pada umumnya permukiman yang dibangun oleh pribadi (masyarakat) ada tiga jenis yaitu yang tertata dengan rapi, sembarangan dan tidak teratur, serta kampung kumuh.

c.    Perdagangan dan jasa

Seiring dengan perkembangan Kota Malang yang begitu pesat maka kegiatan perdagangan di Kota Malang juga semakin meningkat. Kota Malang dalam skala nasional dan regional mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan koleksi dan distribusi barang dan jasa untuk wilayah sekitarnya. Sehingga dengan demikian keberadaan pusat perdagangan dan jasa (komersial) yang ada di Kota Malang mempunyai arti yang sangat penting dan memerlukan arahan yang tepat.

Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran , ikan dan sejenisnya (pasar basah) tetap menggunakan Pasar Induk Gadang. Untuk kegiatan perdagangan skala besar (grosir) jenis kelontong, garment, elektronika dan barang perlengkapan sehari-hari akan dilayani di sekitar pusat kota yakni di sekitar Pasar Besar, Pecinan dan Kiduldalem. Perdagangan alat-alat mobil yang berkembang sepanjang jalan Gatot Subroto, Jalan Martadinata sampai Jalan Kolonel Sugiono tetap dipertahankan keberadaannya. Perdagangan barang campuran, misalnya garment, elektronika dan jasa seperti bank, show room mobil-motor, bioskop, biro perjalanan berkembang secara linier mulai dari Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Jagung Suprapto. Perdagangan kebutuhan sehari-hari untuk skala kecil dan menengah dilayani oleh pasar yang tersebar di Kota Malang. Kawasan ini juga dikelilingi oleh pertokoan yang akan menjadi pusat pelayanan bagi wilayah sekitarnya. Perdagangan jenis ini yang akan tetap dipertahankan keberadaannya adalah Pasar Gadang, Kebalen, Klojen, Tawangmangu, Blimbing, Oro-oro Dowo, Dinoyo, Bunul, Bareng, Kasin, Sukun.

d.    Pendidikan

Kawasan pendidikan yang ada di Kota Malang berada pada Jalan MT. Haryono, Jalan Sumbersari, Jalan Bendungan Sutami, dan Jalan Gajayana. Adapun Universitas yang ada di Kota Malang antara lain: Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Institut Teknologi Nasional Malang, IAIN, Universitas Merdeka, Universitas Gajayana Malang, ABM, dan Universitas Widya Gama.

e.     Industri pergudangan

Kota Malang memiliki lokasi kawasan industri dan pergudangan yang potensial dan khusus antara lain: Kawasan Industri dan pergudangan di Jalan Tenaga, Bandulan dan Ciptomulyo, Industri Keramik di sepanjang Jalan Mayjen Panjaitan dan Jalan Mayjen Haryono, dan sentra industri Kripik Tempe di Sanan. Pengembangan industri dan pergudangan untuk pengembangannya direncanakan dipindahkan ke Kelurahan Arjowinangun. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong perkembangan kelurahan dan memecah konsentrasi kegiatan yang ada pada Kecamatan Klojen dan Blimbing.

f.     Kawasan Militer

Untuk kawasan militer yang ada di wilayah Kota Malang berada di daerah Rampal dan sekitarnya, baik untuk perlengkapan, latihan maupun permukimannya. Lokasi kawasan militer ini dinilai cukup strategis karena memiliki aksesibilitas yang tinggi dan tersedia lapangan yang cukup luas untuk berbagai keperluan latihan dan kegiatan lainnya

g.    Perkantoran

Kawasan perkantoran yang ada di wilayah Kota Malang pada mulanya berkembang dari perkantoran dan fasilitas umum yang ada di sekitar Alun-alun (Kantor Kabupaten), yang kemudian berkembang ke arah Utara yaitu sekitar Jalan Tugu (Kantor Pemerintah Kota Malang) yang ada saat ini, sedangkan untuk instansi lainnya lokasinya menyebar di wilayah Kota Malang.

h.    RTH

Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan tanah kosong yang digunakan untuk penghijauan, dimaksudkan selain untuk menjaga keteduhan Kota Malang juga menjaga keseimbangan ekosistem yang ada guna sirkulasi atau pergantian udara dan menyaring udara kotor yang keluar dari kendaraan bermotor dan pabrik menjadi udara yang bersih yang dapat dipergunakan untuk pernafasan. Di Kota Malang, RTH berupa taman yang dikelola oleh Dinas Pertamanan Kota Malang dan warga masyarakat. RTH yang ada di Kota Malang diantaranya: Hutan Kota Malabar, Taman Makam Pahlawan, Alun-alun Kota, Lapangan Rampal, Velodroom dan Boulevard Jalan Ijen.



 I. Kondisi Transportasi

Kondisi transportasi Kota Malang pada saat ini sudah cukup berkembang. Baik transportasi darat dalam kota maupun udara. Transportasi udara terdapat bandara Kota Malang yang dikenal dengan Bandara Abdul Rachman Saleh mulai berkembang sejak Lumpur Lapindo menghambat perjalanan dari Malang ke Bandara Juanda, Surabaya. Sebelumnya bandara ini adalah bandara militer yang sesekali digunakan untuk event-event tertentu, seperti balap mobil drag race yang memerlukan lintasan yang panjang.

Transportasi darat kota Malang terdiri dari kereta api, bus, dan angkutan umum dalam kota. Transportasi kereta api, kota Malang dilalui jalur kereta api Surabaya-Malang-Blitar-Kediri-Kertosono. Stasiun utama adalah Stasiun Malang (Kota Baru) (+444 M). 2 Stasiun lainnya adalah Stasiun Malang Kotalama (+429 M) dan Stasiun Blimbing (+471 M).

Untuk jalur bus, Terminal Arjosari melayani rute ke seluruh jurusan kota-kota utama di pulau Jawa, Bali, NTB dan Sumatera baik kelas ekonomi maupun eksekutif. Terminal Gadang melayani rute Malang-Lumajang, Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek. Namun, saat ini keberadaan Terminal Gadang telah digantikan oleh Terminal Hamid Rusdi yang terletak kurang lebih 2 km di sebelah timur Terminal Gadang. Sedangkan Terminal Landungsari melayani rute Malang-Kediri, Malang-Jombang dan Malang-Tuban. Adapun 2 sub terminal lainnya adalah Sub-Terminal Madyopuro di bagian timur Kota Malang, tepatnya di daerah Madyopuro (dekat Sawojajar) dan Sub-Terminal Mulyorejo yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang, tepatnya di daerah Mulyorejo Kecamatan Sukun. Kelima terminal ini terhubung dengan berbagai angkutan kota (biasa disebut angkot). Terdapat sekitar 20 trayek angkot di Kota Malang dan 80% wilayah Kota Malang dilalui oleh ke-20 angkot tersebut.